
Explore Maluku 23 # Menyebrang dengan kapal Ferry KMP Inelika ke Pulau Seram
Perjalanan kali ini Tour Of Duty saya ke beberapa kabupaten di Kepulauan Seram, nah kalau kalian tak tahu dimana itu pulau Seram bisa lihat peta atas, orang Ambon biasa menyebutnya Pulau Ibu karena bisa dilihat ukuran pulaunya yang luar biasa di banding Pulau Ambon sendiri yang kecil sekali.

Nah tujuan saya kali ini adalah ke Kabupaten Seram Bagian Barat ( SBB) dan Maluku Tengah ( Malteng ). Yang saya mau ceritakan adalah ini pertama kali pengalaman saya naik kapal motor penyebrangan ( KMP )alias kapal ferry yang dibawah naungan ASDP ( Angkutan Sungai Danau & Penyebrangan )


Dari segi geografis, Provinsi Maluku itu terdiri dari Pulau besar dan kecil sehingga transportasi termudah untuk mobilitas masyakatnya adalah jalur laut.
Untuk di Provinsi Maluku sendiri ada ada 13 jalur lintasan penyebrangan yang dilalui kapal ferry yang memobilisasi masyarakat antar pulau di provinsi Maluku, untuk lintasan 1 sampai dengan lintasan VI itu dikelola oleh Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan ( ASDP ) Cabang Ambon dan beroperasi tiap hari sebagai berikut :
- Lintasan I, Desa Galala –Poka, sejak adanya Jembatan Merah Putih lintasan ini sudah tak di pergunakan lagi.
- Lintasan II, Pelabuhan Galala – Namlea, beberapa kapal Fery yang beroprasi di rute ini adalah KMP
- Lintasan III, Jalur pelabuhan Hunimua, Desa Liang, Kecamatan Salahutu menuju Pelabuhan Waipirit Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Barat ) SBT ), Kapal fery yang beroperasi disini KMP Terubuk, KMP Tanjung Koaka, KMP Danau Rana.
- Lintasan IV, Pelabuhan Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu ( Malteng ) menuju Pelabuhan Haruku- Saparua-Wailei, dilayani oleh KMP Layur.
- Lintasan VI, Lintasan pelayaran dari Galala-Ambalau-Wamsisi-Namrole-Leksula ( Kabupaten Buru Selatan ) yang dilayani KMP Kerapu II, KMP Bada Leon yang dilakukan 4 hari sekali pelayaran ( terbayang untuk lintasan ini 4 Hari, beruntunglah kalian yang tak perlu ada batasan laut untuk bermobilisasi )
Sedangkan 7 lintasan lainnya di kelola oleh PD Panca Karya salah satu Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD ) di daerah masing masing sebagai berikut :
- Lintasan VII Pelabuhan Dobo –Benjina – Taberfane –dan Dobo – Jebol, Kabupaten Aru dilayani oleh KMP Lobster
- Lintasan VIII, Pelabuhan dari Pelabuhan Tual – Larat di layani oleh KMP KMP Kormomolin dan Tual –Toyando –Kur oleh KMP Tanjung Madlahar, ( jalur ini hanya sekali seminggu, kebayang kan jalurnya kalau urgent mau kesana dan tak ada jadwal ribet ya )
- Lintasan IX, Pelabuhan Larat – Saumlaki – Tepa, Kabupaten Maluku Tenggara Barat ( MTB ) lalu berlabuh di Saumlaki-Adaut-Seira-Wunlah—Larat, dilayani oleh KMP Egron seminggu sekali berlayar.
- Lintasan X, dilayani oleh KMP Bukit Masbait, dengan rute pelabuhan Langgur-Elat. Langgur –Holat,Langgur – Weduar dilakukan seminggu sekali.
- Lintasan XI, meliputi Pelabuhan Kisar – Ihwaki – Leti – Moa – Lakor, dikabupaten Maluku Barat Daya ( MBD ) di layani oleh KMP Marsela
- Lintasan XII, Pelabuhan Teluk Gurita – Ilwaki – Kisar di kabupaten MBD, dilakukan seminggu sekali
Kedua belas lintasan inilah pelabuhan inilah yang dimiliki Provinsi Maluku tempat bertolaknya kapal kapal yang mengantarakan mobilisasi penduduk dari satu pulau ke pulau lainnya.’






Kemarin adalah perjalanan perdana saya menggunakan Jalur Pelabuhan di Kabupaten Tulehu, yang disebut Pelabuhan Hunimua- Waifirit. Jalur ini lah yang paling padat dan jadwal keberangkatan Ferry nya setiap hari dari jam 6 pagi sampai jam 9 malam.
Kami berangkat dari kota Ambon ke Tulehu dari jam 4 sore dan tba di pelabuhan Tulehu sekitar jam 5 kami beruntung menjadi peserta mobil terakhir yang memasuki kapal ferry bernama KMP Ignelika.
Dan terlampir tariff tariff dari ASDP untuk Penyebrangan dari Hunimua – Waipirit sebagai berikut :
- Penumpang Ekskutif dewasa Rp 32,000
- Penumpang kelas bisnis II Dewasa Rp 23,000
- Penumpang kelas ekonomi Dewasa Rp 16,500 dan anak anak Rp 12,500
- Kendaraan Golongan I ( Roda Dua ) Rp 19,500
- Kendaraan Golongan II ( Roda tiga ) Rp 38,000
- Kendaraan Golongan III Rp 67,556 ( ini saya kurang paham kok pakai koma sih )
- Kendaraan Golongan IV Rp 185,000 ( ini kendaraan roda 4, saya bayar ini )
- Kendaraan Golongan 1V Barang Rp 186,000 ( ini yang bawa barang )
- Kendaraan Golongan V Penumpang Rp 255,000
- Kendaraan Golongan V Barang Rp 310,000
- Kendaraan Golongan VII Rp 670,000
- Kendaraan Golongan VIII Rp 780,000
Yang perlu di ingar saat kita membawa kendaraan dan didalamnya ada penumpang berarti selain mobilnya dibayarkan di golongan IV Penumpang Rp 185,000, kami saat itu ber tiga penumpangnya dan ber empat dengan sopir jadi saya harus membeli tiga karcis lagi untuk ketiga penumpang, saya membayar Rp 16500 x 3 di kelas ekonomi dewasa.


Fasilitas yang ada di KMP IGNELIKA ini adalah sebagai berikut :
- Kelas ekonomi silahkan bisa bertebaran dan berdiri atau duduk di deck lantai dasar di area parkiran kendaraan atau naik ke deck 2 yang open space dengan kursi berjejer namun kelihatan kumuh Karen padatnya orang dan bebas merokok. Ada warung juga yang jualan jika lapar. Menempati ruangan ini gratis sudah include di tiket penumpang tadi yang Rp 16500/orang.
- Kelas VIP, ini terletak di deck bagian atas, dan memasuki ruangan tertutup yang ada AC nya dengan ruangna lebih kecil, non smoking room dan ada TV serta kursi lebih empuk dengan design warna merah, untuk memasuki tempat VIP ini ditambahkan charge lagi yaitu Rp 10,000/ orang.
- Kelas VIP Utama, terdiri dari ruangan kecil berisi 3 sofa yang bisa digunakan rebahan di situ tersedia TV layar lebar dan speaker, serta kamar mandi / toiet khusus. Disini yang isi hanya 3 orang dan saya sama team saya masuk dan santai disini. Saya bayar Rp 15,000/ orang sebagai tambahan untuk bisa masuk disini. Di lemari di sediakan pelampung dengan harga Rp 30,000 / pelampung untuk sewanya.
Saya sempat naik di deck paling atas yang masih termasuk ekonomi dimana diatas ada ruangan terbuka sama dengan dilantai 2 ekonomi bawah dimana penumpang bisa karaoke-an. Ribut sekali.

Saya sempat menikmati pemandangan kapal ini berlabuh meninggalkan pelabuhan Hunimua yang ber pasir putih bertolak ke Pulau seram yang begitu besar di peta provinsi Maluku.
Tampak beberapa lumba lumba berlompatan beberapa kali sebelum jarak kapal semakin menjauh, tampak sinar matahari Nampak dilangit biru dari kejauhan sisi kanan KMP Ignelika saya melhat hamparan Pulau Seram kea rah Timur.
Dari jauh Nampak Pulau Haruku dan Saparua di sisi kanan.Sungguh indah, sungguh kaya Indonesia ini jika seandainya potensi SDA yang ada bisa di maksimalkan.
Saat KMP masuh di pelabuhan Hunimua banyak sekali penjual asongan yang naik ke KMP setelah menjelang berangkat pedagang itupun turun semua. Setelah perkiraan hampr jam 8 malam, dengan durasi hamper 2 jam. Suara bunyi tanda kami telah tiba diPelabuhan Waipirit di kecamatan Kairatu sudah berbunyi.
Para penumpang bergegas berdiri di pintu untuk berhamburan ke bawah untuk mengambil kendaraan masing masing. Mobil kami yang paling depan sudah duluan dibawah pak driver ke luar pelabuhan, saya dan teman teman bergegas berlari kecil menyusuri trotoar yang beratap dari pelabuhan ke terminal dimana banyak antrian penumpang yang mau ke kota Ambon karena jadwal kapal ferry ke Ambon sampai jam 9 malam.
Tepat pukul 20.15 Waktu Waipirit untuk pertama kali saya injakkan kaki di Pulau Seram, dan perjalanan pun berlanjut ke ibu kota seram bagian barat yaitu Kota Piru.
Demikian sedikit kisah naik kapal ferry perdana saya dengan KMP IGNELIKA dan tariffnya, semoga bermanfaat.
Baca juga artikel terkait :
- Explore Maluku 21 # Tugu Trikora Ambon
- Explore Maluku 20# Negeri Tulehu kampungnya Jagoan Sepakbola Indonesia